Diberlakukannya gerbong khusus wanita di commuter line jelas membawa angin segar. Gerbong ini disinyalir mampu meredam hal2 yg tdk diinginkan seperti pelecehan seksual terhadap wanita yg kerap terjadi di jam2 sibuk karena saking padatnya gerbong kereta. Awal diluncurkannya oleh menteri pemberdayaan perempuan yg didampingi oleh istri kemenhub, keberadaan gerbong dengan warna kursi merah jambu ini lumayan disambut dengan hangat oleh para pengguna commuter line meski baru 2 gerbong yg disediakan yaitu gerbong pertama dan terakhir alias gerbong buntut. Gerbong ini termasuk istimewa, lumayan rapi, banyak iklannya (karena emang ibu2 doyan belanja), dan penggunanya tentu saja lebih bebas berekspresi maupun bertingkah apa saja. Contohnya arisan mingguan, jualan macam2 barang dari kosmetik, jamu sampai gorengan, ngrumpi, diskusi atau diam mematung tanpa berekdip juga bisa.Cuma tentu saja karena gerbong ini gerbong andalan hampir bisa dipastikan selalu penuh. Tidak bisa lagi para ibu memakai kursi lipat seperti saat di pakuan ekspress dulu, bisa dipastikan kalo ada penumpang yg nekat duduk di kursi lipat atau lesehan mereka akan mendapat sindiran, semprotan, makian pedas oleh penumpang lain sesama permpuan. “Mbak2 bangun, apa mau digencet mbak. Solider dong sama yang lai. Makan tempat tuh!!”. begitu kira2 bunyinya. Apalagi yg namanya mendapat duduk di commuter ibarat mendapat kemewahan.Ya siapa sih yg pengen pegel karena berdiri sejam lebih dari bogor ke jakarta atau sbaliknya?. Akibatnya tingkat keegoisan di gerbong ini juga bisa dibilang cukup tinggi. Pernah ada seorang mbak yg bilang ' aduh maaf yang laen aja deh, saya msh jauh cape pulang kerja. Sorry ya.' Ketika ada ibu2 hamil baru msk dan si penjaga gerbong kewalahan nganter mau ditruh dimana nih si ibu sementara tempt duduk khusus jg sdh penuh. Makanya saran sy kalo lagi hamil mending kita ke stasiun pmberangkatan awal aja deh drpada terperangkap dlm kepadatan gerbong takut perutnya kegencet waah.. Bisa2 beranak sblm waktunya. Yang lebih parah kalo ada gangguan2 kereta terutama kereta ekonomi yg mogok atau gagal berangkat bisa dipastikan terjadi arus perpindahan laksana bah yg tdk bisa ditolerir lagi semua nyeruduk ke dalam termasuk gerrbong pingky ini pun tak luput kena arus migrasi mendadak. Di saat itu sirna sudah yg namanya gerbong perempuan. Karena kaum adam pun saking udah nggak tertampung akhirnya meluber juga di gerbong perempuan ini. Ya sudah deh akhirnya nggak ada bedanya lagi antara gerbong pinky dan gerbong campuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar