Jumat, 22 Maret 2013

Jejak-jejak Ibu Negara

Perangko ibu negara numpang eksis di akun  instagramnya Ibu Ani Yudhoyono yg kebetulan saya follow. Ada ibu Fatmawati, Tien Suharto, Ainun Habibie, Sinta Nuriyah dan tentu saja sang pemilik akun sendiri. Semua dibandrol sama. Rp. 5000. Ide siapa ya?. Ah mungkin pihak istana ingin memberikan kado kenang2an buat kita dan juga Pak Pos yg akan 'memukul' wajah mereka keras2. Adaww!. Ini nggak nyinyir loh, kan kalo perangko tempel nggak dipukul, stempelnya ngga keliatan nanti kurang memenuhi syarat syahnya surat. Aizzzh Bisa ajah.

Saat musim copras capres saya bikin status begini: "Presiden tanpa istri sama nggak masalahnya dg presiden yg memiliki beberapa istri. Yang dilihat adalah negarawannya". Di status salah seorang teman malah bilang justru kalo nggak ada ibu negara bisa penghematan anggaran pemerintah. Karena nggak ada biaya buat pengadaan busana, perawatan, belanja ke luar negeri dll yang keluar. Ekonomis kan?.

Iya juga sih. Soalnya kalo ibu negaranya macam Marie Antoinette istri Raja Louis XVI dari Perancis bener2 repot. Bentar2 belanja, bentar2 pesta. Belum lagi koleksi sepatunya yg bejibun. Konon koleksi bajunya saja sampai 3 kamar penuh di Istana Versailles. Mending kalo beli sendiri lah ini pakai uang kas negara semua! Pantas saja ia diberi gelar 'Madame Defisit' karena mendefisitkan keuangan negara ditengah penderitaan rakyat akibat tercekik kelaparan.
Kemarahan yang tak terkendali di mana2 meletuskan Revolusi Perancis  sejak tahun 1789. Gerakan ini menyeret Marie Antoinette jadi pesakitan dan masuk daftar tunggu korban gilloutine, pisau tajam pemenggal kepala.
Tragis amat ya, meski di pelelangan th 2012 sepatu hak tingginya laku 650 juta tetap aja nasibnya menuai cercaan hingga sekarang.
Jejak gaya hidup foya2nya ini dicopy paste sama Imelda Marcos dari Filipina tahun 80an yg juga punya koleksi sepatu ratusan pasang. Kabarnya Asma Al Assad istri presiden Syria juga hobby belanja tas bermerk kelas dunia.

Mmm..tapi ada juga lho sosok ibu negara yg dicintai rakyat. Evita Peron misalnya, wanita kuat di belakang Juan Peron presiden Argentina ini dikenal dekat dan membela hak2 rakyat  meski backgroundnya seorang artis dg kehidupan keluarga yg kelam. Ia cerdas dan jago menggelorakan pidato untuk membela kaum lemah. "don't cry for me Argentina" adalah lagu utk mengenangnya yg meninggal pada usia 33 th akibat kanker serviks.

Ibu negara yg terkenal cantik, cerdas dan berjiwa sosial disandang oleh Ratu Rania, istri Raja Abdullah dari Yordania. Jejaknya sebagai aktivis UNICEF menyematkannya sbgai pemerhati pendidikan anak2 dan kebudayaan. Ia juga penulis dan meluncurkan buku anak2 dg judul King's Gift dan Maha of Mountains.

Lalu....(tarik nafas dulu)
.....,.......
Sejarahpun mencatat bahwa di samping seorang Amirul Mukminin ada sosok Ummahatul Mukminin yg tak kalah tangguh. Pasti anda pernah dengar Khalifah Umar bin Abdul Azis seorang pemimpin di masa Bani Umayyah yg berdomisili di Damaskus?. First Lady yg mendampinginya adalah seorang anak khalifah juga sebelumnya. Dialah Fathimah Binti Abdul Malik Bin Marwan. ke-4 saudara Fathimah juga menjabat khalifah secara bergantian. Jadi kesimpulannya bapaknya, suaminya dan kakak adiknya semua adalah khalifah atau katakanlah presiden. Ck...ck bagaimana nggak glamaour ya hidupnya?.
Tapi inilah fakta sejarah yg tercatat: Fathimah rela mengikuti saran suaminya utk belajar hidup sederhana dan memperhatikan kepentingan rakyat. Seluruh perhiasan ia serahkan ke Baitul Maal agar bisa jadi solusi di saat keadaan negara darurat. Dan ketika Umar bin Abd Azis wafat tanpa meninggalkan harta, panitia baitul maal menawarkan kembali agar Fathimah mengambil balik semua perhiasan yg dititipkan dan masih utuh. Apa jawabnya??: " tak mungkin saya patuh sama suami saat dia hidup dan melanggarnya ketika ia tiada". Makjleb...

Istri Khalifah Harun Al Rasyid dari Bani Abbasiyah lebih2. Zubaidah namanya.Ia terkenal tegas dan punya ide2 cemerlang. Demi melihat rakyatnya kesulitan air saat ibadah haji dia memerintahkan para insinyur bikin jalan sepanjang 900 mil dan terowongan 10 mil. Proyek sarpras ini dibuat untuk memudahkan distribusi air bersih dari Baghdad, ibukota kerajaan menuju Mekah. Dan akhirnya jalan ini dikenal namanya dengan sebutan Jalur Zubaidah. Woow master piece banget!.

Begitulah bukan hanya tokoh pemimpin yg mampu meninggalkan jejak tapi ibu negara juga idealnya mengukir jejak2 cantiknya selama mendampingi sang jagoan.
Kembali ke perangko di atas, kita tahu jejak Bunda Fatmawati yg paling gampang diingat adalah bendera pusaka hasil jahitannya yg senantiasa mendampingi bendera duplikat saat upacara detik2 proklamasi.  Jejak Bu Tien akan terlihat saat kita mengunjungi Taman Mini. Dan inilah sebenarnya yg menginspirasi tulisan saya, kamis kemarin 7 Agustus saat saya mengantar ibu saya untuk operasi mata di Klinik mata Hasri Ainun Habibie di jl Semeru Bogor. Ini kah jejak peninggalan ibu Negara Ainun Habibie itu. Bangunan klinik yg sederhana tapi antriannya mengular?. Klinik ini sering memfasilitasi operasi katarak cuma2 untuk kalangan yang tak mampu. Saya lihat foto2 Ibu Ainun terpampang persis di novel maupun filmnya: Habibie dan Ainun. Jejak yang indah.
Ibu Sinta Nuriyah meski dibatasi kursi roda namun ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai pemerhati hak2
wanita dari Universitas Soka, Jepang. Ia pendiri LSM yg mengfokuskan pada isu2 di seputar perempuan.
Dan....terakhir ibu negara Ani Yudhoyono yg hobby jeprat jepret alias fotografi akan diingat jejaknya sebagai pemrakarsa mobil pintar alias perpus keliling. Bahkan kata dosen UNJ beliau mendapat sebutan ibu PAUD karena dedikasinya dalam pengembangan program PAUD- pendidikan anak usia dini yg kini menjamur di mana-mana.

Yo wes, sekarang waktunya kita menanti jejak apa yang akan ditorehkan ibu negara mendatang. Yuuuu...Insya Allah.

Tidak ada komentar: