Kamis, 07 November 2013

Eyang Putri di Pojok Komuter

Namanya Eyang Titik. Atau dipanggil  dgn nama Eyang. Saya agak gumun dengan nama Titik. Kenapa perempuan bernama Titik kok kerap menampakkan sosok awet muda ya?. Lihat saja Titik Puspa, Titik Qadarsih, Titik Sandora, yg enggak mungkin Titik-titik noda ha..ha. Nah Titik yg aku mau ceritakan juga demikian halnya. Dia seorang nenek yg menjadi pelanggan commuter line setiap pagi. Umurnya konon 71 th. Percaya atau tdk tapi tampilannya seperti wanita usia maksimal 60 th lah. Mungkin anda sepertiku yg awalnya bertanya-tanya dlm hati apa gerangan yg dilakukannya sehingga tiap hari pulang pergi bojong jakarta layaknya pekerja kantoran?. Nah di sini menariknya. Atau lebih tepatnya kisah yg menggigit hati nurani kan kuceritakan.
Dia bertutur bahwasanya kegiatan yg dilakukannya semata-mata mencari berkah umur di sisa usia tuanya. Apakah itu?. Menyantuni anak2 yatim, anak2 yg sejak bayi dibuang oleh orang tuanya dg segala alasan, anak2 jalanan yg tidak memiliki atap jika hujan mengguyur kepala nya. Mereka semua berteduh dlm sebuah panti yg digagas, didirikan dan dikelola  oleh nenek2 sepertinya di panti asuhan yg tersebar di beberapa tempat  di Jakarta. Eyang2 itu bukan sembarang nenek melainkan beberapa di antaranya adalah istri2 mantan purnawirawan jenderal terkemuka pada jamannya. Eyang Titik kerap memperlihatkan foto-fotonya bersama nenek2 yg lain yg disatukan dalam wadah charity itu. Dia sebutkan mereka. Satu per satu dengan riangnya. Yang pernah membuatku sangat terharu adalah ketika dia bercerita tentang Fatimah, anak perempuan yg diasuhnya sejak bayi merah. bayi itu mereka temukan di tong sampah dalam kondisi mengenaskan krn menyandang kelainan akibat virus toksoplasma yg menggerogoti daging2 tubuhnya hingga bentuknya agak menjijikan. Eyang memperlihatkan foto anak itu yg sudah beranjak dewasa tapi sekali lagi dg wajah tak berbentuk akibat virus tokso yang maaf agak menakutkan. Subhanallah  mulia ya para eyang itu. Mungkin orang yg nyinyir akan bercuap, ya wajar saja dan sudah seharusnya mereka yg notebene istri2 mantan jendral membantu orang2 lemah toh buat apa lagi harta utk mereka di usia senja?. Tapi tahukah tidak semua orang bisa berpikir demikian jika ia tidak menggerakkan hatinya utk sebuah pilihan yakni berbagi sesama di usia tua. Karena hidup memang pilihan bukan?. Eyang Titik ini juga unik. Selain gaul dia juga suka jadi tempat curhat bbrapa penumpang KRL lainnya. Gaul karena ringtone hpnya saja lagu2 anak muda jaman sekarang. Tapi juga  ngemong melalui nasihat2nya tentang kehidupan dan keluarga. Mata tuanya masih bisa menangkap tuts2 keybord hpnya yg kecil utk menulis atau membalas sms sobat2nya sesama penumpang KRL.  Sambil ngobrol ia kerap nyletukin penumpang dan para petugas comuter tanpa basa basi. Hapal lho nama2 petugas dan penumpang yg jadi penghuni tetap gerbong khusus wanita. Ck...ck jarang2 kan orang seperti itu?
Ya Eyang semoga langkah tua kakimu mendapatkan kebaikan dan keberkahan seperti yg engkau harapkan.

Tidak ada komentar: