Alhamdulillah, setelah anak pertamaku (Muthia Syifa) berumur 4,5 tahun sekarang lagi senang-senangnya sekolah di TK A, Allah memberiku kebahagiaan baru dengan kehamilan anak kedua yang sekarang menginjak 6 bulan. Kehamilanku ini memang sudah kurencanakan sejak setahun sebelumnya, selain mempersiapkan secara fisik (misalnya menormalkan tekanan darah karena di kehamilan pertama aku mengalami preeklamsia) aku juga membereskan hutang-hutang puasaku secepatnya. Doa mendapatkan kehamilan yang baik senantiasa kupanjatkan. Aku memohon diberi keajaiban dalam kehamilan yakni waktu yang tepat, rahim yang sehat dan kalau bisa jangan sampai bedrest seperti yang sudah-sudah (sekedar catatan sebenarnya ini kehamilanku yang keempat karena aku sempat mengalami keguguran yakni kakak dan adik Muthia), ketiga kehamilanku sebelumnya diwarnai dengan 'tragedi' vlek-vlek yang membuatku harus bedrest di rumah alias tidak boleh ngapa-ngapain. Karenanya aku memohon kepada Allah kalau diijinkan aku ingin hamil seperti perempuan pada umumnya yang masih bisa bekerja membantu suami mencari nafkah (hidup di Bogor cukup high cost, untuk bisa menyekolahkan anak ke TK yang berkualitas dan islami juga lumayan mahal).
Puji syukur begitu aku lantunkan karena doaku terkabulkan pas berbarengan SK CPNS ku keluar. Yang lebih membuatku bahagia adalah 'miracle' itu benar-benar Allah berikan (semoga sampai 9 bulan melahirkan dengan lancar) . Ya, aku bisa melewati trimester pertamaku dengan tenang tanpa was-was karena vlek, padahal aku masih bekerja sebagai editor sebuah penerbitan saat itu. Dan kini ditengah penantianku melahirkan di bulan Maret tahun depan aku terus berdoa sekiranya bisa melahirkan secara normal, tidak terkena praeklamsia lagi apalagi aku juga harus bekerja fulltime di Depag Pusat yang berkantor di lapangan banteng.
Ya mungkin pengalaman dan riwayat menjadi calon ibu yang aku alami tidak seberapa dibanding rekan-rekan lain yang mungkin lebih berat ujiannya, tapi dari semua itu banyak hikmah yang kupetik bahwa Allah SWT senantiasa mendengar permintaan, rintihan bahkan keluhan hamba-hambanya. Kita jangan putus asa terhadap rahmat dan kasih sayang Allah. Bersyukurlah terhadap lika-liku hidup dan garis takdir yang Allah pilihkan untuk kita. Menjadi Ibu adalah karunia dan anugerah yang besar sekaligus indah bagi setiap perempuan. Semoga anak-anakku kelak menjadi generasi Robbani yang bernilai untuk dunia akhirat. Amin.
1 komentar:
terharu deeh..
Posting Komentar