Kamis, 29 Januari 2009

OBAMA, SAMI MAWON


Jujur, tadinya aku agak ”ngefans” sama Barrack Obama. Bukan ngefans terhadap sosok ’hitam manis’nya tapi perjalanan hidup dan karir politiknya yang kuanggap amazing banget. Gimana nggak, negro gitu lho! Bisa-bisanya sukses jadi calon dan akhirnya dilantik jadi presidennya Uncle Sam, yang kita tahu penduduknya nge-ras banget.
Soal dia pernah tinggal di Menteng dan berayah tirikan wong jogja sih aku nggak terlalu interest banget. Nggak ngaruhlah buatku. Hal penting yang waktu itu justru membuatku ingin membaca berita-beritanya adalah karena Si Barry konon kabarnya ada bibit muslim dari ayahnya yang orang Kenya tulen. Akankah hal itu mempengaruhi sepak terjangnya kelak di saat ia menjadi ikon polisi dunia?.
Tentu saja yang namanya harapan wajar dong membuncah begitu saja, mudah-mudahan di tangannya dunia lebih baik, lebih damai dan sejahtera. Betulkah?.
Tapi pandanganku terhadap Obama mulai memudar tepatnya sejak 27 Desember silam Israel membobardir Palestina tanpa ampun sampai tercatat 1300 an orang meninggal secara mengenaskan dan hampir 40% adalah anak-anak. Duh...tak habis air mata ini menetes kalau melihat anak-anak Palestina berhidung mancung dengan kulit putih itu meraung kesakitan. Dan Obama yang digadang-gadang warga seantero dunia itu cuma diam seribu bahasa dengan dalih ia belum diinaugurasi. Tunggulah 20 januari!.
Ya ampun kok segitunya sih Obama?, mana semangat perubahan yang ia dengungkan di saat kampanye, hanya perubahan untuk Amerika kah?. Tak usahlah mengungkit bibit Muslim yang dibawa oleh Obama Senior, tapi mana sisi manusiawinya?. Konon karena orang-orang dekatnya juga banyak dari kalangan Yahudi. Tepatnya yahudi radikal yang mengusung semangat Zionisme rekaan Thedore Hetzl.
Dan akhirnya keluar juga konklusi dari benakku, Ah Obama tea..., Obama sami mawon. Sama saja dengan presiden AS sebelum-belumnya, karena dalam pidato yang didampingi Hillary Clinton, ia berkoar AS akan tetap berada di belakang Israel dan mengecam Hamas begitu rupa. Meski ia sempat memberi embel-embel Negara Muslim bukanlah musuh AS, karena kerabatnya juga banyak yang Muslim. Lalu...tiadakah artinya 1300 jiwa melayang karena keganasan Israel?. Cukupkah Obama hanya bersimpati saja?. Aah sudahlah.. jangan terlalu berlebihan menilai dan berharap kepada Obama, karena ia tak sendiri. Di belakangnya lobi-lobi yahudi begitu kuat. Kita lihat saja nanti...

Minggu, 04 Januari 2009

TAHUN BARU BERDARAH



Tak terasa ya kita sudah sampai pada pintu ke 1430 dari pintu-pintu Tahun Hijriah, atau jendela ke 2009 dari jendela-jendela tahun Masehi. Begitu cepatnya waktu berlalu tak terasa tahu-tahu kita sudah berusia 20, 30, 40 atau 50 tahun..., Seperti biasa menjelang tahun baru yang bisa kita lakukan adalah perenungan. Kita sudah ngapain aja ya selama 2008?. Apa yang sudah kita berikan dan kontribusikan?. Jangan-jangan kita masih saja seperti yang dulu, tidak ada perubahan, stagnan alias jumud. Padahal orang yang beruntung adalah orang mampu meningkatkan kualitas dirinya lebih dari sebelumnya. Wawasan apa yang sudah kita tambah, ketrampilan baru apa yang sudah kita punyai, apakah kita sudah bertambah pula kepeduliannya?. Di awal Tahun 2009 ini kita dikejutkan dengan b erita penyerbuan Israel ke jalur Gaza. Dunia meradang!, tanpa perikemanusiaan Israel, yahudi laknatullah memborbadir Gaza dengan membabi buta, tak kurang 500 lebih nyawa melayang dan sebagian besar perempuan serta anak-anak dengan wajah tanpa dosa. Apa yang bisa kita lakukan sebagai sesama muslim, menitip lirih doa di sela-sela tangisan tersendat, ikut aksi kah, atau bisakah kita menyisikan uang yang tadinya untuk keperluan sekunder buat mereka, anak-anak Gaza yang kehilangan orang tua dan saudara, yang tak mampu lagi memikirkan masa depan?.
Kenapa susah sekali kita bersatu?, padahal konon Israel bisa saja hancur dalam hitungan hari jika saja negara-negara muslim disekelilingnya seperti Mesir, Yordania, Lebanon ramai-ramai menggempur secara bersamaan. Yang penting adalah kemauan untuk bersatu, kemana hilangnya taring Liga Arab, OKI, apatah lagi PBB yang katanya polisi dunia?. Palestina adalah negeri para anbiya, yang wjib kita hormati dan tegakkan kedamaian. Sebuah perenungan mendalam di awal tahun 2009 dan 1430 H.