Jumat, 24 Februari 2012
Gerbong Pinky, Gerbong Kaum Hawa
Kamis, 23 Februari 2012
BIKIN PASPOR, YUK!
- Tahu dulu kantor imigrasinya di mana. Ni penting banget bro dan sis. Makanya cari tahu dulu kalau perlu searching di internet. Nah kalo di kota Bogor kantornya ada di Jalan Ahmad Yani No. 65 Bogor deket SMKN 1 Bogor.
- Siapin berkas berikut fotokopi KTP, KK, ijazah terakhir atau akta kelahiran atau surat nikah semuanya dlm format A4 buat jaga2 siapain aja ketiga2nya. Satu lagi buat PNS kudu melampirkan surat permohonan a.n atasan kita dg kop surat kantor, minta contoh surat permohonannya kalau perlu ke bagian customer service.
- Datang ke kantor Imigrasi, ambil formulir pengisian dan langsung diisi di tempat. Semua berkas tmsk formulir pengajuan dimasukkan ke map yg dibeli dengan harga 15 ribu di dalamnya ada formulir pernyataan bermaterai dan sampul buku.
- Ambil nomor antri pengajuan permohonan, setelah dipanggil menyerahkan fotokopi berkas di atas. Nah kita akan dpt tanda terima sbg bukti utk melakukan pembayaran kurang lebih 3 hari kemudian. Di bukti sdh ditulis tgl berapa kita harus datang utk bayar, foto dan wawancara. (Pake wawancara segala, ni mau nglamar kerja atau apa sih? wis pokoke ikut prosedur saja lah)
- kita dtg lg ke kantor utk bayar 255 ribu jika paspor 48 hal yg kita bikin, kalo 24 hal cuma 105 ribu Setelah byar kita antri lagi utk foto trus antri lagi utk wawancara. Jangan lupa bawa dokumen aslinya biasanya suka ditanyakan petugas untuk mencocokkan. Oya saat wawancara, kalau memang paspor itu salah satunya digunakan untuk bepergian ibadah (umroh, atau haji) jangan lupa juga dibelakang nama pada pendataan kita minta diberi embel-embel nama orangtua (ayah).
- Foto dan wawancara udah selesai kita tanda tangan paspor. Beres?. Oh belum. Kita lalu dikasih tanda bukti untuk pengambilan paspor 4 hari kemudian. Balik lagi kan?
Senin, 20 Februari 2012
Syndrom Gombal Ala Mommy Commuter
Rabu, 15 Februari 2012
Menulis di Tengah Himpitan Commuter Line
Ku keluarkan Nokiaku. Kulirik sekeliling. Canggih, hampir semua ibu2 dan nona2 pada ber-BBM ria sambil ndengerin musik lewat headsetnya. Dari ujung gerbong hingga ke ujung gerbong ladies semua penghuninya biar berhimpitan kepalanya nunduk semua!. Begitu khusuknya bukan mengheningkan cipta tapi berselancar di dunia maya; twitter, BBM umumnya sih fesbukan. Untung nokiaku ada quickofficenya, semacam MS word begitu. Kucoba tulis lanjutan episode novelku yang terkatung-katung nggak karuan. Kata demi kata kutulis perlahan-lahan. Ajaib! Otakku seolah olah tune up dengan sendirinya. Tanpa beban mengalir begitu saja rangkaian alur cerita tahu-tahu sudah 2 halaman, 4 halaman. Kalimat-demi kalimat menari-nari seolah jemariku tak sanggup menghentikan ketukan keypad nokiaku. Enak...ringan...terbuai, melarut dalam nuansa cerita yang kureka-reka sendiri. Senyam senyum sendiri (hi...hi). Tak ingat lagi rasa pegal menjalar di betisku, tak kenal lagi emosi yang membuncah karena berdiri di tengah himpitan orang. Mmm yummy...Eh tahu-tahu aja suara operator menggema di udara, ‘SEBENTAR LAGI KERETA ANDA AKAN MEMASUKI STASIUN GAMBIR, PERIKSA BARANG BAWAAN ANDA JANGAN SAMPAI TERTINGGAL ATAU TERCECER DI ATAS RANGKAIAN. SELAMAT JALAN. STASIUN GAMBIR’. Oalah sudah sampai tho? Nggak kerasa ya...tahu-tahu aku sudah mengsave 2 episode cerita!. Bravo deh. Aseeek. Wah bener-bener gak berasa capek padahal tadi aku asli berdiri selama satu jam sepuluh menit!. Subahanllah...Maha suci Allah yang menuangkan ide dalam kepalaku. Yang telah memindahkan rasa lelahku menjadi energi positif.
Selasa, 14 Februari 2012
Lamongan, Cerita tentang Kesederhanaan
Aku memutuskan perjalanan dinas ke Lamongan, Jawa Timur di akhir oktober 2011, lantaran kegiatan lomba KKG/MGMP mendekati deadline utk diverifikasi. Biasanya saya agak ragu pergi jauh2 ditangisi anak salah satu alasannya. Demi tugas kantor aku berangkat mendampingi bosku. Hari kamis jam 7:30 aku berangkat dr rumah, pesawatku masih lama jam 12.20. Namun karena ada acara ambil tiket dan bukti checkin aku mesti mampir dulu ke kantor. Setelah nitip motor di cilebut, seperti biasa aku berjubel di commuterline utk turun di stasiun gambir. Setelah bukti diambil aku balik ke gambir lagi untuk naik damri. Jam 10 damri beranjak dari Gambir menuju bandara Soetta. Tepat pkl 11 aku nyampe dan langsung bayar boarding pass, sayangnya petugas nan cantik itu bilang jadwal 12.20 dicancel, dan dengan terpaksa dipindah ke penerbangan 1 jam berikutnya. Waduuh aku sudah membayangkan pasti nyampe Lamongan bisa malam padahal rencananya aku mau mampir ke kandepag dulu utk sowan dan mengantar SPPD. Apa boleh buat, aku cuma menghibur diri dan cari pemakluman seperti biasa, misalnya nggak papa aku bisa baca diktat kuliah tebal yg aku sengaja bawa, buka laptop di tempat berwifi, atau baca materi talim utk hari ahad dan tak kalah penting aku bisa sholat dulu sekalian jamak sholat ashar. Alhamdulillah, waktu berjalan juga tanpa terasa. Tapi ternyata ujian kesabaran nggak sampai disitu, petugas Garuda mengumumkan kalo peswat G316 delay selama 30 menit. Ck...ck elus jiwa, barulah tepat jam 14 :10 Garuda dengan kabin besar karena yang ini pesawatny jenis boeing yang biasa buat angkut jamaah haji. Pesawat landing pukul 15.30. Pak Rusdi, he..he namanya sama dengan nama suamiku sms, kalo sudah sampe tolong bilang karena akan dijemput. Saya sebenarnya bukan tipe orang yg mau merepotkan atau dilayani, tapi karena aku baru pertama kali ke kampung halamannya alm Amrozi cs ini bosku memaksa harus dijemput. Kutanya pak Rusdi, yg merupakan Kasi Mapenda (Madrasah & Pendidikan Agama) itu yang mau jemput namanya siapa?. Eh beliau bilang dia sendiri yg jemput waaah..nggak enak, pejabatnya langsung jemput, sy pikir kenapa nggak stafnya aja atau sopirnya. emang sih aku dari pusat tapi statusku kan cuma staf biasa jadi kalo dijemput sama pejabat daerah ya langsung aku ngrasa pakewuh.
Pak Rusdi umurnya sktr 53 th, orangnya lembut dan sopan, aku semakin tak enak dia membukakan pintu mobilnya yg sangat membuatku kaget. Profil mobil berplat merah dari kejauhan tampak berumur sekali, tidak berAC dan jauh, jauh sekali dari kesan mobilnya pejabat Mapenda. Padahal tahu sendiri bidang mapenda di daerah adalah bidang 'basah', meski juga beresiko tempatnya guru antri soal sertifikasi, wilayah dana BOS mampir dsb. Setelah menjemput saya, mobilnya berhenti di Kanwil Kemenag jawa Timur karena kebetulan Pak Rusdi ada acara kantor. beliau turun dan saya melanjutkan perjalanan menuju Lamongan. Sepanjang perjalanan Pak sopirnya (maaf pak lupa nama) yang sudah sepuh tapi masih enerjik itu bercerita kalau sebenarnya sudah banyak yang 'protes' atau komplain agar mobil dinas Pak Rusdi diganti, masak beli mobil bagi pejabat bagian pendidikan ini minimal level Avanza nggak mampu sih?. Pertanyaan itu dijawab olehnya- kata pak Sopirnya tentu saja bahwa ia malu kalau harus memaksakan beli mobil baru padahal sudah diberi jatah, nanti mobil plat merah itu mubazir. Biarlah nggak papa meski sudah renta Mobil toyota keluaran tahun 90 itu masih enak dipake dan tidak rewel meski pun dari sisi penampilan jelas kurang prestise dan elegan. Fakta ini semakin diaminkan oleh sopirnya, katanya biar tua mobil itu jarang bermasalah dan itu artinya berkah karena kebetulan yang menaikinya adalah pejabat yang jujur, amanah dan jauh dari keinginan neko-neko. Aku hanya mengangguk-angguk. Syukurlah kalau seandainya masih banyak pejabat di manapun berada punya nurani dan rasa malu untuk hidup berlebihan meski peluang itu ada di sana sini Insya Allah Indonesia akan selamat dari kehancuran akhlak dan tetap berwibawa. Sesampai di Kandepag Lamongan aku justru terkaget-kaget karena mobil anak buahnya justru Xenia berwarna metalik yang masih kinclong. Wah...piye iki?
PERJADIN, MOVING OFFICE ATAU WISATA KANTOR?
Buat PNS, perjadin sudah menjadi kegiatan bepergian yg dianggap biasa. Ya akronim untuk perjalanan dinas yang harus dikerjakan dan dilalui ke daerah2 utk tugas2 tertentu itu banyak yg memandangnya sbg wisata kantor. Karena ada kata wisata kemudian perjadin diasosiasikan sebagai kegiatan bersenang-senang dengan uang kantor, berfoya-foya menginap di hotel lalu jalan2 menyantap kuliner daerah, istilah pak Bondan, wisata kuliner. Atau buat ibu2nya perjadin identik dengan kesempatan belanja ini dan itu sbg oleh2. Kalo menurutku Soal penyalahgunaan tugas perjadin itu kembali ke pribadi msg2, kalo tdk ada tanggung jawab pasti ia lebih melihat tugas perjadin sbg sarana refreshing alias bersenang2. Tdk ada hasil maksimal yang hrs mjd target tugasnya. Nah, padahal banyak hikmah semaksimal mungkin yang bisa diambil dari perjadin tsb, plg nggak tugas tsb hrs bisa menambah 4 wawasan buat kita, apa sajakah?
1. Wawasan geografis
jelas, kita jadi tahu daerah lain dari sisi geografisnya apakah itu wilayah pertanian, perkebunan, pantai, industri maupun dekat hutan.Ini juga yg menjadi tantangan menarik, biasanya sebelum perjadin aku membuka atlas dulu kira 2 letak percisnya dimana?, berapa kilo dari bandara? Jauhkah dari ibukota provinsi, apa nama2 wilayah sekelilingnya. Berapa jam kita bisa menempuhnya.
2. Wawasan sosial
perjadin bagiku berarti menambah saudara, karena kita kan pasti berkenalan dg individu2 baru yg tdk temui sebelumnya. Nilai silaturrahim sangat berarti bagiku, berkenalan dg pejabat Kemenag di daerah jadi tahu sifat orang, watak maupun gaya kepemimpinannya. Sangat menarik karena seperti daerahnya merekapun sangat beragam. Biasanya sih semakin jauh daerah yg dikunjungi justru semakin ramah mereka menyikapi kita. Siapapun pasti senang jika disambut dg penuh welcome, bersahaja tanpa dibuat2.
3. Wawasan komunal
ini juga menarik, setiap daerah punya budaya masing. Bahasa pergaulan, tradisi, makanan khas,tempat2 berbau heritage- itu kalao masih ada sisa waktu menyelesaikan tugas kan sayang juga jika tidak mampir, belum tentu ada kesempatan di lain waktu. Karenanya tak percuma jika kita searching info ttg daerah sasaran perjadin lebih dulu apalagi sekarang sarana internet mudah diakses kapan saja dan amat sangat membantu kita dalam memberi informasi.
4. Wawasan ilmu dan kedinasan
sebenarnya ini tujuan utama perjadin, meningkatkan kompetensi kerja dengan mampu memonitor di lapangan kantor daerah. Banyak teori2 atau tugas2 kantor yang besifat teoritik selama dalam ruang kerja kantor karena lebih berbentuk administratif. Tapi dengan perjadin harusnya mata kita lebih terbuka, dan semakin sensitif atas permasalahan2 di daerah. Kondisi sekolah yg memprihatinkan, kemampuan SDM daerah yg pas2an, atau masalah2 krusial lain hanya dpt kita raba dan rasakan ketika perjadin. Kita mendengar keluhan mereka, menghibur memotivasi, menjelaskan hal2 baru termasuk mengawasi dan mengawal kerja mereka di lapangan bukanlah perkara mudah. Karenanya tugas perjadin harusnya pun dipersiapkan secara matang, jangan asal pergi-pergi begitu saja.
5. Wawasan pengalaman
ini bisa dikatakan added value saja dari perjadin, pengalaman dalam hidup paling nggak kita bisa ceritakan pengalaman menarik, lucu, sedih kepada anak atau saudara. Kita nggak kuper2 amat tentang bagaimana naik kereta, kapal ataupun pesawat terbang. Pernah anak saya nanya apa sih boarding pass itu, karena kebetulan ia dapat pelajaran IPS bertemakan dokumen termasuk dokumen bepergian seperi paspor dan visa. Ya tentu saja jaman saya seumur dia nggak pernah terlintas pertanyaan seperti itu. Itu salah satu saja dari nilai tambah perjadin.
Bagaimanapun perjadin adalah bagian tugas kantor yang harus dilaksankan dengan sebaik-baiknya, apalagi semua akomodasi ditanggung penuh oleh uang negara. Kalaulah dapat honor harian tentu saja harusnya tidak menjadi tujuan utama karena percayalah ilmu, nilai sosial, pengalaman, hikmah silaturrahim lebih dari honor yg akan diterima. Semuanya lebih langgeng dan bermakna, makanya memang lebih pas jika perjadin diibaratkan sebagai moving office, kantor bergerak, kantor yang mobile dan energik. Kalo selama ini kita lebih banyak berkutat dengan dokumen, berkas atau benda2 mati lain beraroma ATK, perjadin menjadikan pegawai kantor bergerak yang tetap bernilai tugas dg kode etik tertentu.
Jika kita memandang perjadin sebagai moving office bukan wisata kantor maka yang selalu terpatri adalah tanggung jawab kerja, bukan sekedar menghabiskan uang hotel atau transport. Iya tho?